Hadis Sahih Bukhari No. 0849 Jilid 2 Topik adalah Haji 849. Dari 'Urwah r.a., bahawasanya dia bertanya kepada 'Aisyah r.a., katanya: "Bagaimana pendapat Ibu tentang firman Allah swt.: "Innash Shafaa wal Marwata min Sya'aairillaah, faman hajjal baita awi'tamara fa laa junaaha 'alaihi an yaththawwafa bihimaa." (Sesungguhnya Safa dan Marwah sebahagian dan lambang-lambang kebesaran Allah. Barangsiapa pergi ke Kaabah menunaikan Haji atau Umrah, maka tidaklah berdosa ia melakukan tawaf antara keduanya." Demi Allah, rupanya tidak berdosa jikalau tidak melakukan tawaf antara Safa dan Marwah. Jawab 'Aisyah, "Jahat benar ucapanmu itu, wahai anak saudaraku! Kalau sekiranya betullah tafsiranmu itu, tentulah tidak berdosa orang yang tidak tawaf antara keduanya. Tetapi ayat ini diturunkan di kalangan orang Ansar. Sebelum mereka memeluk Islam, mereka ihram untuk berhala yang disebut 'Manaat', sedangkan yang disembah mereka terletak di suatu tempat yang disebut Al Musyallal. Maka orang-orang yang ihram untuk berhala itu merasa keberatan tawaf antara Safa dan Marwah. Setelah mereka masuk Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal itu. Kata mereka, "Ya, Rasulullah! Kami merasa keberatan tawaf antara Safa dan Marwah." Maka turunlah firman Allah swt.: "Innash Shafaa wal Marwata min Sya'airillah" (Sesungguhnya Safa dan Marwah sebahagian dari lambang-lambang kebesaran Allah.). Kata ' Aisyah, "Sesungguhnya Rasulullah saw. telah menjadikan Sunnah tawaf antara keduanya. Kerana itu tidak ada alasan bagi siapa pun untuk meninggalkan tawaf antara keduanya." |