Hadis Sahih Bukhari No. 0712 Jilid 2 Topik adalah Jenazah 712, Dari Samurah bin Jundab r.a. katanya: "Pada suatu ketika setelah solat, Nabi saw. menghadapkan mukanya kepada kami, lalu bersabda: "Siapa di antara kamu yang bermimpi semalam?'" Kata Samurah, "Siapa yang bermimpi, diceritakan mimpinya itu kepada beliau." Kata beliau, "Maasyaa Allah!" Kemudian, pada suatu hari beliau bertanya pula, "Adakah di antara kamu yang bermimpi semalam? "Jawab kami, "Tidak!" Kata beliau saw., "Tetapi aku bermimpi semalam. Dua orang laki-laki datang kepada ku, lalu keduanya memegang tangan ku dan membawa ku ke negeri suci(Jerusalem). Di sana aku melihat seseorang sedang duduk dan yang seorang lagi,berdiri dengan sepotong besi berkait (kalub) di tangannya. Para sahabat kami dari Musa menceritakan, "Laki-laki itu memasukkan kalub ke pipinya sampai ke tengkuk, kemudian ditusuknya pula pipinya yang sebelah seperti itu juga, sehingga kedua pipinya itu bertemu. Kemudian pipinya itu kembali pula seperti biasa. Begitulah perbuatan itu dilakukannya berulang-ulang." Aku bertanya. "Apakah ini?" Keduanya menjawab, "Teruslah berjalan! " Maka kami berjalan terus, hingga bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang tidur menelentang dan seorang lagi berdiri dekat kepalanya memegang sebuah batu. Maka dilemparnya kepala orang yang tidur dengan batu itu lalu pecah, dan batu terpelanting. Si laki-laki itu pergi mengambil batunya, tetapi belum sampai ia kembali ke tempatnya semula, kepala yang pecah tadi, telah kembali seperti biasa. Perbuatan semacam itu dilakukannya terus-menerus." "Siapa ini?" tanyaku. Jawabnya, "Teruslah berjalan!" Kami terus berjalan dan bertemu dengan sebuah lobang semacam tungku, di atasnya sempit dan di bawahnya lapang, dan di dalamnya api bernyala-nyala. Waktu mereka dekat ke api yang terus naik ke atas, mereka hampir terlempar ke luar, dan apabila api padam, mereka jatuh ke bawah. Di dalamnya ada kaum lelaki dan wanita bertelanjang. Aku bertanya, "Siapa pula ini?" Sahutnya, "Berjalanlah terus!" Kami berjalan terus, hingga sampai ke sebuah sungai darah. Seorang laki-laki berdiri di tengah sungai itu, dan dipinggirnya ada pula seorang laki-laki memegang batu. Apabila orang yang di dalam sungai hendak keluar, ia dilempar mulutnya oleh orang yang memegang batu di pinggir sungai, dan batu pelempar yang memantul dapat ditangkap kembali oleh si pelempar. Demikianlah seterusnya, tiap kali orang yang dalam sungai hendak keluar, dilempar, orang mulutnya dan ia kembali ke tempatnya semula. Tanya ku, "Siapa pula itu?" Jawabnya, "Teruslah berjalan!" Kami berjalan terus hingga sampai di sebuah kebun yang menghijau. Dalam kebun itu ada sebatang pohon besar. Pada pokok pohon itu kelihatan seorang tua dan beberapa orang anak-anak, dan seorang laki-laki sedang menyalakan api di dekat pohon di hadapannya. Kedua laki-laki tadi membawa ku naik ke atas pohon dan terus masuk ke sebuah rumah indah yang belum pernah aku melihat seindah itu. Di sana aku melihat , beberapa orang laki-laki dewasa, pemuda, wanita, dan anak-anak: Keluar dari situ, aku terus dibawa naik ke sebuah rumah yang lebih indah lagi dari yang tadi. Di situ banyak kelihatan orang dewasa dan pemuda. Kataku, "Telah tuan-tuan bawa aku keliling malam ini. Sekarang ceritakanlah kepada ku apa yang telah ku lihat sejak tadi." Jawab keduanya, "Ya, baiklah! Adapun orang yang menusuk pipinya, ialah orang pembohong. Ia menceritakan kebohongan, lantas diterima orang dan tersiar ke mana-mana. Begitulah ia diperlakukan sampai hari kiamat. Orang yang Tuan lihat kepalanya pecah dilempar dengan batu, ialah orang yang diajarkan Allah kepadanya Al Quran, lantas ia tidur saja Malam hari dan tidak pernah mengamalkannya kalau siang hari. Ia diperlakukan semacam itu hingga hari kiamat nanti. Orang-orang yang Tuan lihat berada di dalam lobang, ialah orang-orang penzina. Orang yang berada di dalam sungai, ialah orang yang memakan riba. Orang tua yang berada di pokok pohon, ialah Nabi Ibrahim a.s., dan anak-anak yang berada di kelilingnya, ialah anak-anak orang banyak dan orang yang menyalakan api ialah malaikat Malik penjaga neraka. Rumah yang mula-mula Tuan masuki, itulah tempat umum kaum Muslimin, sedangkan tempat ini khas bagi para Syuhada. Saya adalah Jibril dan ini Mikail." "Angkatlah kepala Tuan!" Maka ku angkat kepalaku; kebetulan di atasku ada semacam awan. Keduanya berkata, "Itulah tempat Tuan." Kataku, "Biarkanlah aku ke sana," Jawabnya, "Sekarang masih ada sisa usia Tuan. Nanti kalau sudah cukup masanya, Tuan akan pergi ke tempat Tuan itu." |